35. Tentara Siria Dikalahkan

Pada suatu waktu, Siria berperang lagi dengan bani Israil.  Setelah berunding dengan para perwiranya, raja Siria menentukan, di mana mereka harus berkemah.  Tetapi Nabi Ilyasa mengirim berita kepada raja Israil untuk memperingatkan dia supaya jangan pergi ke tempat perkemahan tentara Siria itu.  Jadi, raja Israil memperingatkan orang-orang yang tinggal di dekat tempat itu supaya siap siaga.  Demikianlah Nabi Ilyasa beberapa kali memperingatkan raja. 

            Hal itu sangat menjengkelkan raja Siria sehingga ia memanggil para perwiranya dan bertanya, “Pasti di antara kita ada yang berkhianat.  Siapa orangnya?”

            Seorang perwira menjawab, “Tidak ada seorang pun, Baginda.  Nabi Ilyasa menyampaikan kepada raja Israil, apa yang Baginda ucapkan, sekalipun itu dikatakan di dalam kamar tidur.”

            “Selidikilah di mana dia”, perintah raja, “supaya bisa saya tangkap dia.”  Lalu raja Siria mengirim suatu pasukan yang besar ke sana disertai kuda dan kereta perang.  Pada waktu malam mereka tiba di kota, di mana Nabi Ilyasa tinggal dan mengepungnya. 

            Keesokan harinya, pagi-pagi sekali, pelayan Nabi Ilyasa bangun dan keluar.  Ia melihat tentara Siria mengepung kota itu dengan kuda dan kereta perang.  Jadi, ia kembali kepada Nabi Ilyasa dan berkata, “Celaka kita, Tuan!  Apa yang harus kita lakukan?”

            “Tidak usah takut,” jawab Nabi Ilyasa.  “Tentara kita jauh lebih banyak daripada tentara mereka.”  Pelayannya mengamati Nabi Ilyasa untuk memeriksa apakah dia sudah gila!  Lalu Nabi Ilyasa berdoa, “Ya Allah, tolong bukalah mata pelayanku supaya ia melihat!”  Allah SWT. mengabulkan doa Nabi Ilyasa.  Ada gunung yang mengelilingi kota Nabi Ilyasa.  Ketika pelayannya itu melihat lagi, ia melihat gunung itu penuh dengan kuda berapi dan kereta berapi yang mengelilingi Nabi Ilyasa.

            Ketika orang-orang Siria itu menyerang, Nabi Ilyasa berdoa, “Ya Allah, butakanlah orang-orang ini!”  Allah SWT. mengabulkan doa Nabi Ilyasa. Mereka semuanya menjadi buta.  Nabi Ilyasa mendatangi mereka dan berkata, “Kalian tersesat.  Ini bukan kota yang kalian cari.  Mari ikut saya, nanti saya antarkan kepada orang yang kalian cari.”  Lalu Nabi Ilyasa mengantar mereka ke ibu kota, Samaria.

            Pada waktu mereka tiba di Samaria, Nabi Ilyasa berdoa, “Ya Allah, bukalah mata mereka supaya mereka melihat.”  Allah SWT. mengabulkan doa Nabi Ilyasa.  Ia membuka mata orang-orang itu sehingga mereka heran melihat bahwa mereka berada di kota Samaria.

            Ketika raja Israil melihat tentara Siria itu, ia bertanya, “Ilyasa, haruskah saya membunuh orang-orang ini?”

            “Jangan,” jawab Nabi Ilyasa.  “Berilah mereka makanan dan minuman, lalu biarkan mereka kembali kepada raja mereka.”  Maka raja Israil mengadakan pesta besar bagi mereka.  Setelah itu orang-orang Siria berhenti berperang dengan orang-orang Israil.

 

            Pertanyaan :

            Mengapa tentara Siria mengepung kota Nabi Ilyasa?

            Mengapa pelayan Nabi Ilyasa sangat takut?

            Mengapa Nabi Ilyasa tidak takut?

            Apa yang Nabi Ilyasa doakan?

            Bagaimana tentara Siria pergi ke Samaria?

            Apa yang raja Israil lakukan dengan orang-orang Siria itu?

            Apakah  ada  malaikat  yang  melindungi  orang  yang  percaya   kepada  Allah

SWT.?

Tinggalkan komentar