33. Nabi Ilyas di Jabal Tsur

Raja Ahab yang jahat itu mempunyai seorang istri yang lebih jahat lagi, namanya Izaibil.  Ketika Ratu Izaibil mendengar bahwa nabi-nabi Baal sudah dibunuh oleh Nabi Ilyas, ia marah sekali karena ia menyembah Baal.  Maka Izaibil mengirim berita ini kepada Nabi Ilyas, “Nabi-nabi saya kaubunuh; saya bersumpah bahwa sebelum besok malam saya akan membunuh kamu.”

            Nabi Ilyas menjadi takut, lalu melarikan diri supaya tidak dibunuh.  Ia berjalan kaki selama satu hari dan berhenti di bawah sebuah pohon.  Di situ ia duduk dan ingin  mati saja.  “Saya tidak tahan lagi, Ya Allah,” katanya kepada Allah SWT.  “Ambillah nyawa saya.  Saya mau mati saja.”

            Lalu ia berbaring di bawah pohon itu dan tertidur.  Tiba-tiba seorang malaikat menyentuhnya dan berkata, “Bangun Ilyas, makanlah!”  Nabi Ilyas melihat bahwa ada sepotong roti bakar dan sebuah kendi berisi air di dekat kepalanya.  Ia bangun, makan, dan minum, lalu tidur lagi. 

            Untuk kedua kalinya malaikat Allah datang menyentuhnya dan berkata, “Bangun, Ilyas, makanlah, supaya kau dapat tahan mengadakan perjalanan jauh.”  Nabi Ilyas bangun, lalu makan dan minum.  Ia menjadi kuat dan dapat berjalan selama 40 hari lamanya ke Jabal Tsur (Gunung Sinai).  Di sana Nabi Ilyas bermalam di dalam gua.

            Lalu Allah SWT. berkata kepadanya, “Ilyas, sedang apa kau di sini?”

            Jawab Nabi Ilyas, “Ya Allah, Tuhan Yang Mahakuasa, saya selalu mengerjakan segala sesuatu hanya untuk Engkau saja.  Tetapi bani Israil melanggar perjanjian mereka dengan Engkau.  Mereka membongkar tempat-tempat peribadatan-Mu dan membunuh nabi-nabi-Mu.  Hanya saya sendirilah yang tinggal, dan sekarang mereka  mau membunuh saya juga!”

            “Keluarlah dari gua itu,” kata Allah SWT. kepadanya, “dan berdirilah menghadap Aku di atas gunung.”  Lalu Allah SWT. lewat di situ, dan ada angin yang bertiup kencang sekali sehingga bukit-bukit terbelah dan gunung-gunung batu pecah.  Tetapi Allah SWT. tidak menyatakan diri di dalam angin itu.

            Sesudah angin itu reda, terjadilah gempa bumi, tetapi Allah SWT. tidak menyatakan diri di dalam gempa bumi itu.  Kemudian datanglah api, tetapi Allah SWT. pun tidak menyatakan diri di dalam api itu.  Sesudah itu suasana menjadi senyap,  lalu terdengar suatu suara yang kecil lembut.

            Ketika Nabi Ilyas mendengar suara itu, ia menutup mukanya dengan jubahnya, lalu keluar dan berdiri di mulut gua itu.  Terdengarlah suara yang berkata, “Ilyas, sedang apa kau di sini?”

            Nabi Ilyas menjawab, “Ya Allah, Tuhan Yang Mahakuasa, saya selalu mengerjakan segala sesuatu hanya untuk Engkau saja. Tetapi bani Israil melanggar perjanjian mereka dengan Engkau.  Mereka membongkar tempat-tempat peribadatan-Mu dan membunuh nabi-nabi-Mu.  Hanya saya sendirilah yang tinggal, dan sekarang mereka mau membunuh saya juga!”

            Allah SWT. berkata, “Kembalilah dan lantiklah Ilyasa supaya dia menjadi nabi untuk menggantikan engkau.  Jangan putus asa lagi.  Masih ada 7000 orang di Israil yang tetap setia kepada-Ku dan tidak pernah sujud menyembah patung Baal.”

            Lalu berangkatlah Nabi Ilyas mendapati Nabi Ilyasa yang sedang membajak dengan pasangan sapi.  Ketika Nabi Ilyas melewati Nabi Ilyasa, Nabi Ilyas melepaskan   jubahnya    dan    melemparkannya   ke   bahu    Nabi   Ilyasa.   Nabi  Ilyasa meninggalkan sapi-sapinya dan mengikuti Nabi Ilyas yang melantiknya menjadi nabi juga.

 

Pertanyaan :

Siapakah raja yang jahat itu? 

Siapa nama istrinya?

Mengapa Izaibil mau membunuh Nabi Ilyas?

Ketika Nabi Ilyas mendengar berita dari Izaibil, apa yang dilakukannya?

Ketika ia tidur di bawah pohon, apa yang disediakan?  Oleh siapa?

Ketika Nabi Ilyas ada di Jabal Tsur (Gunung Sinai), siapakah yang berkata-kata kepadanya?

Apakah Allah SWT. ada di dalam angin kencang? 

Apakah Allah SWT. ada di dalam gempa bumi? 

Apakah Allah SWT. ada di dalam api?

Bagaimana Allah SWT. berbicara dengan Nabi Ilyas?

Siapakah yang harus dilantik untuk menggantikan Nabi Ilyas?

Berapa orangkah yang masih setia kepada Allah SWT.?

Apakah Ratu Izaibil berhasil membunuh Nabi Ilyas?

Apakah Saudara kadang-kadang merasa seorang diri dan merasa tidak ada lagi yang mau menyembah Allah SWT.? 

Apakah hal itu betul? 

Tinggalkan komentar