40. Pesta Bailsyazar

Beberapa tahun sudah berlalu sejak Sadrakh, Mesakh, dan Abednego diselamatkan dari perapian yang menyala-nyala. Raja yang terdahulu sudah diganti oleh putranya yang bernama Bailsyazar.

            Pada suatu hari Raja Bailsyazar mengundang seribu orang pembesar untuk menghadiri pestanya yang mewah.  Mereka semua datang. Ketika makanan dihidangkan, mereka mulai makan.  Mangkuk-mangkuk yang mereka pakai untuk makan dan minum   terbuat dari emas dan perak — bagus sekali, bukan?  Dahulu mangkuk-mangkuk itu dipakai di tempat ibadah Allah yang mahatinggi!

            Ingat?  Ketika Raja Naibukadnaizar mengalahkan Baitul Maqdis, ia membakar habis Baitullah yang ada di situ.  Ia mengambil segala sesuatu yang dipakai untuk menyembah Allah SWT. dari tempat ibadah itu supaya dibawa ke Babil. Semuanya itu terbuat dari emas dan perak.  Sekarang putranya, Raja Bailsyazar, dan teman-temannya sedang memakai mangkuk suci itu untuk minum-minum anggur. Mereka juga memuji-muji dewa-dewa mereka yang terbuat dari emas, perak, tembaga, kayu, dan batu.

            Tiba-tiba tampaklah sebuah tangan yang menuliskan sesuatu pada dinding istana di mana semua orang dapat melihatnya.

            Raja Bailsyazar menjadi pucat pasi dan begitu ketakutan sehingga lututnya gemetaran.  Ia berteriak, “Barangsiapa dapat membaca tulisan itu dan memberitahu aku artinya, akan kuberi jubah ungu dan kalung emas.  Selain itu ia akan kuangkat menjadi penguasa ketiga dalam kerajaanku.”

            Para cerdik pandai melihat tulisan di dinding, tetapi tidak ada seorang pun yang dapat membacanya.  Raja Bailsyazar menjadi lebih takut lagi! 

            Mendengar teriakan-teriakan raja dan para tamunya, ibunda raja masuk ke dalam ruang pesta.  Ketika ia melihat tulisan yang aneh itu, ia berkata, “Mengapa engkau takut?  Ada seseorang di istana yang dapat menolong.  Ia sangat bijaksana.  Ia pernah menolong Naibukadnaizar, dan ia pasti dapat memberitahu arti tulisan itu.  Namanya Danil.”

            Dengan segera Nabi Danil dibawa menghadap raja.  Lalu bertanyalah raja kepadanya, “Engkaukah Danil yang telah dibawa oleh ayahku dari Tanah Israil?  Kudengar bahwa engkau mempunyai pengertian dan hikmat yang luar biasa.  Jika engkau dapat membaca tulisan ini dan memberitahu artinya, engkau akan kuberi jubah ungu dan kalung emas.  Selain itu engkau akan kuangkat menjadi penguasa ketiga dalam kerajaanku.”

            Jawab Nabi Danil,  “Tuanku tak perlu memberi hadiah-hadiah itu kepadaku; berikan sajalah kepada orang lain.  Aku akan membaca tulisan itu untuk Tuanku.”

            “Naibukadnaizar, ayah Tuanku, menjadi raja agung. Allah yang mahatinggi memberikannya kebesaran dan kemasyhuran.  Tetapi ayah Tuanku menjadi sombong. Jadi, ia dihukum oleh Allah SWT.  Akalnya menjadi seperti akal binatang.  Akhirnya ia mengakui bahwa Allah yang mahatinggi  berkuasa atas kerajaan manusia. Ia dapat memberikannya kepada siapa saja yang dipilih-Nya.”

            “Walaupun Tuanku, Bailsyazar, tahu semuanya itu, Tuanku tidak mau merendahkan diri.  Baginda berani memakai mangkuk-mangkuk suci dari Baitullah di Baitul Maqdis untuk minum anggur sambil memuji-muji dewa-dewa yang terbuat dari emas, perak, tembaga, dll.  Dewa-dewa itu tidak dapat melihat atau mendengar atau mengerti apa-apa.  Tuanku tidak menghormati Allah yang menentukan hidup dan mati Tuanku.”

            “Inilah tulisan itu:   ‘MENE, MENE, TEKEL, UPHARSIN’, yang berarti ‘dihitung, dihitung, ditimbang, dibagi.’  Dan inilah artinya:  Dihitung, masa pemerintahan Tuanku telah dihitung oleh Allah dan diakhiri-Nya; ditimbang, Tuanku telah ditimbang dan didapati tidak memuaskan; dibagi, kerajaan Tuanku dibagi dan diberikan kepada orang Media dan Persia.”

            Raja Bailsyazar percaya akan penjelasan Nabi Danil dan ia segera memberikan jubah ungu dan kalung emasnya kepada Nabi Danil.  Lalu ia mengangkat Nabi Danil menjadi penguasa ketiga dalam kerajaannya.

            Pada malam itu, kerajaan Babil dikalahkan oleh orang Media dan Persia.  Raja Bailsyazar dibunuh oleh Raja Persia yang bernama Darius. Kemudian Darius menjadi raja  di Babil.

            Pertanyaan :

Siapakah raja setelah Naibukadnaizar?

Apa yang di lakukannya? 

Ketika pesta dilaksanakan, apa yang menakutkan raja dan para tamunya? 

Siapakah yang dipanggil untuk membaca tulisan itu? 

Apa artinya tulisan itu? 

Apakah itu benar?

Tinggalkan komentar