24. Bencana-Bencana di Mesir

Pada zaman Nabi Musa, orang-orang Mesir menyembah banyak dewa, misalnya dewa matahari dan dewa bulan. Mereka juga menyembah Sungai Nil, sapi, kodok, dsb. Orang-orang Mesir menyembah ciptaan Allah SWT., bukannya menyembah Allah, Sang Pencipta (Khalik). Orang-orang Mesir memberontak terhadap Allah Yang Maha Esa dan Yang Mahabesar. Mereka adalah orang-orang yang zalim.Nabi Musa dan Nabi Harun  pergi menemui raja Mesir dan memberitahu bahwa Allah SWT.  ingin supaya umat-Nya, yaitu keturunan Nabi Ibrahim, dibebaskan dari perbudakan di Tanah Mesir. Untuk menyatakan kuasa Allah SWT. yang ajaib kepada raja  Mesir, yaitu raja Firaun,  Nabi Harun melemparkan tongkatnya ke tanah di depan  raja dan para pegawainya, lalu tongkat itu berubah menjadi ular. Para ahli sihir Firaun berbuat begitu juga dengan ilmu sihir mereka. Tongkat mereka juga menjadi ular, tetapi tongkat Nabi Harun menelan tongkat mereka.

Nabi Musa dan Nabi Harun melakukan berbagai macam keajaiban. Dengan demikian, Allah SWT.  menyatakan kepada Firaun dan orang-orang Mesir bahwa Allah bani Ibrahim adalah Allah SWT. Yang Mahakuasa. Tetapi Firaun tetap berkeras hati. Oleh sebab itulah Allah SWT. menimpakan adzab-Nya kepada orang Mesir supaya hati raja Firaun yang keras itu mau menuruti kehendak Allah SWT.

Adzab yang pertama adalah air menjadi darah. Pada suatu saat air di Mesir, termasuk Sungai Nil yang besar itu, berubah  menjadi darah oleh kuasa Allah SWT. sehingga mereka  tidak dapat menggunakan air. Semua orang  harus menggali dan menggali di sekitar Sungai Nil untuk mencari air yang dapat diminum. Allah SWT. juga mendatangkan bencana kodok. Begitu banyak kodok datang sampai negeri Mesir penuh dengan kodok. Raja Firaun meminta Nabi Musa dan Nabi Harun  berdoa supaya kodok-kodok itu dilenyapkan. Mereka berdoa, dan kodok-kodok itu mati semua. Bangkai kodok-kodok itu membuat negeri Mesir  berbau busuk. Meskipun adzab telah berulang kali datang, namun Firaun tetap berkeras hati.Allah SWT. mendatangkan adzab lagi, yaitu gangguan nyamuk, gangguan lalat, ternak-ternak mati, dan wabah penyakit bisul. Kembali Firaun  meminta agar adzab dan bencana dilenyapkan melalui doa Nabi Musa dan Nabi Harun, tetapi setelah adzab dan bencana itu lewat, ia keras kepala lagi.Allah SWT. memberi peringatan kepada orang-orang tentang datangnya bencana yang ketujuh. Dia akan mendatangkan  hujan es yang dahsyat. Orang-orang yang memperhatikan perintah Allah SWT. memasukkan ternaknya  yang masih hidup dan menjaganya agar tidak keluar rumah, sedangkan yang tidak memperhatikan peringatan Allah SWT. mati bersama ternaknya.Oleh karena Firaun masih keras hati dan tetap tidak mengizinkan bani Ibrahim keluar dari Mesir, maka Allah SWT.  mendatangkan hama belalang sampai semua pohon yang tidak mati oleh hujan es, dilalap habis oleh hama belalang itu. Allah SWT. mengirim bencana lagi – selama  tiga  hari seluruh Tanah Mesir  diliputi kegelapan. Orang Mesir tidak dapat melihat apa-apa, tetapi Firaun masih menahan bani Ibrahim.Lalu Allah SWT. memberitahu Nabi Musa bahwa pada hari yang ditentukan, Dia akan melewati negeri Mesir. Waktu itu seorang malaikat akan membunuh semua anak sulung orang Mesir, dan semua anak sulung binatang juga. Nabi Musa diutus oleh Allah SWT. untuk menyampaikan risalah-Nya secara khusus kepada kaum keturunan Nabi Ibrahim.Pada tanggal yang telah ditentukan, setiap orang laki-laki umat Allah harus menyembelih seekor anak domba sebagai kurban dan juga untuk dimakan bersama-sama keluarganya. Anak domba itu harus jantan, berumur satu tahun, dan tidak bercacat. Semua daging domba harus dimakan pada malam hari sampai habis. Kalau anggota keluarga itu jumlahnya sedikit dan tidak dapat menghabiskan seekor domba, maka keluarga itu dapat memakannya bersama tetangganya.Pada petang harinya, ketika domba disembelih, darah domba itu harus dioleskan pada tiang dan ambang pintu rumah mereka. Allah SWT. mengatakan bahwa jika Ia melihat ada tanda darah pada pintu rumah mereka,  Dia akan melewati rumah itu; orang-orang yang di dalamnya akan selamat. Darah itu merupakan bukti bahwa seekor domba sudah disembelih sebagai pengganti anak sulung keluarga itu. Setiap rumah yang pintunya diolesi darah domba akan diselamatkan dari adzab Allah SWT.Perintah Allah SWT. itu benar. Pada malam itu juga  Allah SWT. melewati negeri Mesir. Pada waktu tengah malam Allah SWT. membunuh semua anak laki-laki sulung bangsa Mesir, mulai dari anak raja sampai kepada anak orang tahanan di penjara. Tetapi keturunan Nabi Ibrahim tidak ada seorang pun yang meninggal.

Pada malam itu Raja Firaun memanggil Nabi Musa dan Nabi Harun. Mereka disuruh berangkat secepat mungkin. Nabi Musa mengambil tulang-tulang Nabi Yusuf dan membawanya untuk dikuburkan di Tanah Kanaan. Tanpa terasa, waktunya sudah tiba bagi mereka untuk kembali ke tanah yang dijanjikan kepada Nabi Ibrahim, Nabi Ishak, dan Nabi Yakub, yaitu Tanah Kanaan. Allah SWT. selalu memenuhi janji-Nya.  Raja Firaun yang jahat dikalahkan oleh kuasa Allah SWT. Iblis dikalahkan oleh kuasa Allah SWT. Iblis tidak dapat menghalangi rencana Allah SWT. untuk menyelamatkan umat manusia dari kezaliman Iblis.

 Pertanyaan :Mengapa Allah SWT. mengirim bencana kepada orang-orang Mesir?Bencana-bencana apa yang Saudara ingat? Bencana apa yang paling mengerikan bagi Saudara?Bencana atau adzab  yang mana yang berhasil memaksa raja Firaun  mengizinkan bani Ibrahim keluar dari negeri Mesir?Apakah syarat-syarat seekor domba kurban yang dapat disembelih sebagai kurban  bagi Allah SWT.?Mengapa Allah SWT. tidak membunuh anak-anak sulung dari bani Ibrahim?Apakah yang akan terjadi jika umat Allah tidak mengoleskan darah pada tiang dan ambang pintu rumah mereka?

Apakah binatang kurban yang disembelih pada zaman ini menyelamatkan manusia?

Satu Tanggapan to “24. Bencana-Bencana di Mesir”

  1. ivan Says:

    Cerita ini Bagus

Tinggalkan komentar